Kepalaku bukan kepalaku

Ayunan itu terasa lembut awalnya, 

semakin lama semakin terasa bertenaga. 

Hingga tak kusadari 

helaian rambut yang terampas remasan tanganku 

 terselip disela jari. 

Aku tak lagi berkuasa atas kepalaku. 

Ada seseorang di kepalaku, 

yang membuatku bodoh setengah gila, 

tak ubah seperti seonggok daging tanpa nyawa. 

Otakku tak lagi sanggup 

memerintah mataku berkedip, 

 ketika tatapanku tertancap di bibirnya. 

Tidak tanganku 

atau kalian yang dapat mematahkannya, 

itu akan tetap disana. 

Dengan apa harus kuhentikan ini, dengan kata-kata atau tindakan. 

Kuasanya melebihi kesombongan dan ketololan yang aku punya. 

Rajamannyapun harus kunikmati 

seperti belaian angin pagi merah muda 

yang tak menghiraukan 

pengeroyokan pasukan hujan tadi malam. 

Merasa sedih dan bahagia disaat yang sama. 

Kepalaku menghambakan diri 

pada seseorang di kepalaku. 

Kepalaku bukan lagi kepalaku.

No comments:

Post a Comment